Berita
VR

Apa itu pusat data?

Juli 28, 2025

Sejarah pusat data

Pusat data sudah ada sejak tahun 1940-an. Integrator Numerik Listrik dan Komputer (ENIAC) milik militer AS, yang selesai dibangun pada tahun 1945 di Universitas Pennsylvania, merupakan contoh awal pusat data yang membutuhkan ruang khusus untuk menampung mesin-mesin raksasanya.

Selama bertahun-tahun, komputer menjadi lebih efisien dalam hal ukuran, sehingga membutuhkan lebih sedikit ruang fisik. Pada tahun 1990-an, mikrokomputer muncul, yang secara drastis mengurangi jumlah ruang yang dibutuhkan untuk operasi TI. Mikrokomputer yang mulai mengisi ruang komputer mainframe lama ini dikenal sebagai "server", dan ruang-ruang tersebut kemudian dikenal sebagai "pusat data".

Munculnya komputasi awan di awal tahun 2000-an secara signifikan mendobrak lanskap pusat data tradisional. Layanan awan memungkinkan organisasi mengakses sumber daya komputasi sesuai permintaan, melalui internet, dengan harga bayar per penggunaan—memberikan fleksibilitas untuk meningkatkan atau menurunkan skala sesuai kebutuhan.

Pada tahun 2006, Google meluncurkan pusat data hyperscale pertama di The Dalles, Oregon. Fasilitas hyperscale ini saat ini menempati ruang seluas 1,3 juta kaki persegi dan mempekerjakan sekitar 200 operator pusat data.1

Sebuah studi dari McKinsey & Company memproyeksikan industri ini akan tumbuh sebesar 10% per tahun hingga tahun 2030, dengan pengeluaran global untuk pembangunan fasilitas baru mencapai USD49 miliar.2

Jenis-jenis pusat data

Ada berbagai jenis fasilitas pusat data, dan satu perusahaan mungkin menggunakan lebih dari satu jenis, tergantung pada beban kerja dan kebutuhan bisnis.

Pusat data perusahaan (lokal)

Model pusat data ini menampung semua infrastruktur TI dan data di lokasi. Banyak perusahaan memilih pusat data di lokasi. Mereka memiliki kontrol lebih besar atas keamanan informasi dan dapat lebih mudah mematuhi peraturan seperti Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) Uni Eropa atau Undang-Undang Portabilitas dan Akuntabilitas Asuransi Kesehatan AS (HIPAA). Perusahaan bertanggung jawab atas semua tugas penerapan, pemantauan, dan pengelolaan di pusat data perusahaan.

Pusat data cloud publik dan pusat data skala besar

Pusat data awan (juga disebut pusat data komputasi awan) menampung sumber daya infrastruktur TI untuk penggunaan bersama oleh banyak pelanggan—dari puluhan hingga jutaan—melalui koneksi internet.

Banyak pusat data cloud terbesar—disebut pusat data hyperscale—dijalankan oleh penyedia layanan cloud (CSP) terkemuka, seperti Amazon Web Services (AWS), Google Cloud Platform, IBM Cloud, dan Microsoft Azure. Perusahaan-perusahaan ini memiliki pusat data besar di setiap wilayah di dunia. Misalnya, IBM mengoperasikan lebih dari 60 Pusat Data Cloud IBM di berbagai lokasi di seluruh dunia.

Pusat data hiperskala lebih besar daripada pusat data tradisional dan dapat mencakup jutaan kaki persegi. Pusat data ini biasanya berisi setidaknya 5.000 server dan bermil-mil peralatan koneksi, dan terkadang dapat mencapai luas 60.000 kaki persegi.

Penyedia layanan cloud biasanya mengelola pusat data edge (EDC) yang lebih kecil dan berlokasi lebih dekat dengan pelanggan cloud (dan pelanggan dari pelanggan cloud). Pusat data edge membentuk fondasi bagi komputasi edge, sebuah kerangka kerja komputasi terdistribusi yang mendekatkan aplikasi kepada pengguna akhir. Pusat data edge ideal untuk beban kerja real-time dan intensif data seperti analitik big data, kecerdasan buatan (AI), pembelajaran mesin (ML), dan pengiriman konten. Pusat data edge membantu meminimalkan latensi, meningkatkan kinerja aplikasi secara keseluruhan dan pengalaman pelanggan.

Pusat data terkelola dan fasilitas kolokasi

Pusat data terkelola dan fasilitas kolokasi merupakan pilihan bagi organisasi yang kekurangan ruang, staf, atau keahlian untuk mengelola infrastruktur TI mereka di lokasi. Pilihan ini ideal bagi mereka yang memilih untuk tidak menghosting infrastruktur mereka dengan menggunakan sumber daya bersama dari pusat data cloud publik.

Di pusat data yang dikelola, perusahaan klien menyewa server khusus, penyimpanan, dan perangkat keras jaringan dari penyedia, dan penyedia menangani administrasi, pemantauan, dan manajemen perusahaan klien.

Dalam fasilitas kolokasi, perusahaan klien memiliki semua infrastruktur dan menyewa ruang khusus untuk menyimpannya di dalam fasilitas. Dalam model kolokasi tradisional, perusahaan klien memiliki akses tunggal ke perangkat keras dan tanggung jawab penuh untuk mengelolanya. Model ini ideal untuk privasi dan keamanan, tetapi seringkali tidak praktis, terutama saat terjadi pemadaman listrik atau keadaan darurat. Saat ini, sebagian besar penyedia kolokasi menawarkan layanan manajemen dan pemantauan kepada klien yang menginginkannya.

Perusahaan sering memilih pusat data terkelola dan fasilitas kolokasi untuk menampung teknologi pencadangan data jarak jauh dan pemulihan bencana (DR) untuk usaha kecil dan menengah (UKM).

Arsitektur pusat data modern

Sebagian besar pusat data modern, termasuk yang berbasis di lokasi (on-premise), telah berevolusi dari arsitektur TI tradisional. Alih-alih menjalankan setiap aplikasi atau beban kerja pada perangkat keras khusus, mereka kini menggunakan arsitektur cloud yang memvirtualisasikan sumber daya fisik seperti CPU, penyimpanan, dan jaringan. Virtualisasi memungkinkan sumber daya ini dipisahkan dari batasan fisiknya dan digabungkan ke dalam kapasitas yang dapat dialokasikan ke berbagai aplikasi dan beban kerja sesuai kebutuhan.

Virtualisasi juga memungkinkan infrastruktur yang ditentukan perangkat lunak (SDI)—infrastruktur yang dapat disediakan, dikonfigurasi, dijalankan, dipelihara, dan "dioperasikan" secara terprogram tanpa campur tangan manusia.

Virtualisasi ini telah menghasilkan arsitektur pusat data baru seperti pusat data yang ditentukan perangkat lunak (SDDC), sebuah konsep manajemen server yang memvirtualisasikan elemen infrastruktur seperti jaringan, penyimpanan, dan komputasi, serta menyediakannya sebagai layanan. Kemampuan ini memungkinkan organisasi untuk mengoptimalkan infrastruktur untuk setiap aplikasi dan beban kerja tanpa melakukan perubahan fisik, yang dapat membantu meningkatkan kinerja dan mengendalikan biaya. Model pusat data as-a-service diperkirakan akan semakin umum, dengan IDC memperkirakan bahwa 65% pembeli teknologi akan memprioritaskan model ini pada tahun 2026.


Informasi dasar
  • Tahun Didirikan
    --
  • Jenis bisnis
    --
  • Negara / Wilayah
    --
  • Industri utama
    --
  • produk utama
    --
  • Orang Hukum Perusahaan
    --
  • Total karyawan
    --
  • Nilai keluaran tahunan
    --
  • Pasar ekspor
    --
  • Pelanggan yang bekerja sama
    --

Kirim pertanyaan Anda

Pilih bahasa lain
English
bahasa Indonesia
Suomi
فارسی
Ελληνικά
dansk
русский
Português
français
italiano
Español
العربية
Deutsch
Zulu
Pilipino
Nederlands
Bahasa Melayu
svenska
Bahasa saat ini:bahasa Indonesia